Kamis, 25 April 2013

Materi Dasar Managemen II



Materi Dasar Managemen II


Organisasi : sekumpulan orang yang berinteraksi dan bekerja sama untuk merealisasikan tujuan bersama.
  • Elemen Organisasi ada 3 : Sekelompok Orang, Interaksi & kerjasama, Tujuan.
  • Ciri utama individu dan pengaruhnya terhadap efektifitas menurut Siswanto : Persepsi, Sikap, Kepribadian, Belajar.
  • Stoner & Wankell membatasi bahwa struktur organisasi adalah Susunan dan hubungan antara komponen dan posisi dalam suatu perkumpulan.
  • Hubungan pasti timbul dari pengambilan keputusan : Pembagian Kerja (Division of Labor), Departemenalisasi (Departemenalization), Permasalahan Rentang Kendali (Span of Controll), Delegasi Kekuasaan (Delegation of Authority)
  • Rentang Manajemen atau rentang Kendali adalah kemampuan seorang manager untuk mengkoordinasi secara efektif, tergantung pada jumlah laporan yang diterima dari bawahan.
  • Koordinasi (Coordination) adalah proses pengintregasian tujuan dan kegiatan dalam satuan yang berbeda guna mencapai tujuan organisasi secara efisien.
  • Kebutuhan dalam koordinasi tergantung pada sifat dan kebutuhan komunikasi serta derajat saling ketergantungan bermacam-macam satuan pelaksanaannya.
  • Menurut Thomson ada 3 macam ketergantungan antar organisasi : ketergantungan yang menyatu, berurutan, dan timbal balik.
  • Lawrence  & Lorch mengemukakan 4 perbedaan sikap dan cara kerja antara individu dan antara departemen yang menyulitkan pengkoordinasian, yaitu, Tujuan, Waktu, antar pribadi, dan formasi struktur.
  • Ada 3 pendekatan untuk mewujudkan pengkoordinasian yang efektif: Teknik-teknik dasar, meningkatkan koordinasi yang potensil, mengurangi kebutuhan koordinasi 
  • Mekanisme pengkoordinasian dasar : Hirarki manajerial, aturan dan prsedur, perencanaan dan penrtapan tujuan
  • 2 alasan mengapa pengkoordinasian rentang manajemen harus tepat: Rentang manajemen mempengaruhi efisien manajer serta sistem kerja bawahannya, Rentang manajemen berhubungan dengan seluruh organisasi atau struktur organisasi.
  • Faktor yang mempengaruhi rentang manajemen:kesamaan fungsi, kedekatan geografis, tingkat pengawasan langsung yang dibutuhkan, tiingkat koordinasi yang dibutuhkan, perencanaan yg dibutuhkan, bantuan organisasional.
  • pedoman yang digunakan untuk menentukan rentang manajemen : faktor  situasi, atasan, bawahan.



Pendahuluan
Istilah organisasi memang tidak berasal dari Islam, tetapi bukan berarti Islam tidak mengandung ajaran bagaimana cara berorganisasi. Bahkan kalau kita perhatikan banyak sekali prinsip-prinsip organisasi modern telah dipraktekan oleh umat Islam generasi pertama baik dalam kehidupan sehari-hari pada waktu damai maupun dalam bidang kemiliteran ketika bertempur menghadapi musuh. Surat Ash Shaf seperti yang dikutip di awal tulisan ini mengajarkan bahwa pengaturan pasukan atau barisan secara baik akan mengokohkan kekuatan sehingga lebih mudah dalam mencapai tujuan dan kemenangan. Dalam setiap peperangan Nabi mengatur pasukannya baik posisi maupun tugas-tugasnya sedemikian rupa sehingga bisa memenangkan peperangan. Hal itu merupakan contoh yang sangat baik bagaimana prinsip berorganisasi dijalankan di zaman Nabi. Demikian pula di bidang da’wah,   ekonomi, politik dan sebagainya termasuk kegiatan yang bersifat ritual.
Shalat jamaah, sebagaimana yang berulang-ulang diserukan oleh Nabi merupakan contoh terbaik bagaimana organisasi dilaksanakan. Dengan shalat berjamaah kita memperoleh hasil berlipat ganda (disimbolkan dengan perolehan pahala dua puluh tujuh kali lipat dibanding dengan shalat munfarid), walaupun waktu dan energi yang dipergunakan sama. Demikian pula dengan organisasi, kita mampu menghimpun kekuatan yang lebih besar melebihi jumlah dari kekuatan masing-masing individu yang terga­bung. Dalam shalat berjamaah telah diatur siapa yang menjadi imam, siapa yang menjadi makmum, apa tugas imam, apa tugas makmum, dimana posisi imam, dimana posisi makmum.
Organisasi yang pada awalnya dibentuk untuk mempermudah dan mempercepat pencapaian tujuan, jangan sampai berubah menjadi penghambat karena prosedur dan mekanisme yang berbelit belit. Untuk menghindari hal tersebut kita perlu memperhatikan beberapa prinsip organisasi seperti penentuan tujuan yang jelas, penyusunan Disain organisasi, penempatan personal, perencanaan dan lain-lain. Apa yang tersaji dalam tulisan ini hanyalah pengantar sehingga perlu pendalaman lebih lanjut baik secara teoritis maupun praktis.

Tujuan Organisasi
Tujuan organisasi adalah suatu pernyataan tentang keadaan masa depan yang diinginkan dan diusahakan pencapaiannya oleh organisasi melalui berbagai kegiatan-kegiatan yang direncanakan Tujuan organisasi sering dibedakan menjadi tujuan umum dan tujuan khusus atau tujuan akhir dan tujuan antara. Rumusan tujuan organisasi biasanya dicantumkan sebagai salah satu pasal dalam Anggaran Dasar Organisasi.
Tujuan organisasi berfungsi sebagai pedoman bagi kegiatan pengarahan dan penyaluran usaha-usaha dan kegiatan anggota organisasi. Dalam hal ini tujuan berfungsi memberi arah dan pemusatan kegiatan organisasi mengenai apa yang harus dan harus tidak dilakukan. Tujuan juga merupakan sumber legitimasi bagi suatu organisasi melalui pembenaran kegiatan-kegiatannya dan keberadaannya di kalangan pihak lain. Pengakuan atas legitimasi ini akan meningkatkan organisasi untuk mendapatkan berbagai sumber daya dan dukungan dari lingkungan sekitarnya. Bila tujuan dinyatakan secara jelas dan dipahami, akan memberikan standar langsung bagi penilaian pelaksanaan kegiatan (prestasi) organisasi. Tujuan organisasi berfungsi sebagai sumber motivasi bagi anggota.
Secara sederhana, tujuan organisasi merupakan suatu dasar perancangan organisasi. Tujuan organisasi dan struktur organisasi berinteraksi dalam kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk pencapaian tujuan, pola penggunaan sumber daya, implementasi berbagai unsur perancangan organisasi, pola komunikasi, mekanisme kerja, departementalisasi dan lain-lain.

Desain Organisasi
Desain organisasi atau struktur organisasi adalah mekanisme-mekanisme formal pengelolaan suatu organisasi yang menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Disain mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standardisasi, koordinasi, sentralisasi, desentralisasi dalam pembuatan keputu­san dan besaran satuan kerja
Desain organisasi sangat dipengaruhi oleh : (1) Strategi organisasi yaitu seperangkat kebijakan organisasi yang dirumuskan dan dipilih melalui pertimbangan dan penelitian sebagai jembatan  antara realitas kekinian dan kedisinian organisasi dengan tujuan yang ingin dicapai. Desain organisasi mengikuti strategi organisasi sehingga bila strategi berubah maka desain organisasi juga harus berubah.
Dalam organisasi yang memproduksi barang-barang manufaktur atau jasa, desain organisasi dipengaruhi oleh teknologi yang digunakan. Sebagai contoh sebuah perusahan yang memproduksi mobil yang menggunakan teknologi industri massal memerlukan tingkat standardisasi dan spesialisasi lebih tinggi dibanding perusahaan industri pakaian yang mengikuti perubahan mode.
Desain organisasi sangat tergantung pada anggota dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi, baik kemampuan, cara berpikir maupun kebutuhan-kebutuhannya. Desain organisasi yang anggotanya terdiri dari para sarjana tentu berbeda dengan disain organisasi yang anggotanya hanya terdiri dari para lulusan sekolah dasar meskipun tujuan dan kegiatannya sama, karena kemampuan dan cara berpikirnya anggota kedua organisasi  berbeda.
Desain organisasi juga sangat dipengaruhi oleh besarnya organisasi secara keseluruhan maupun satuan-satuan kerjanya. Semakin besar ukuran organisasi akan semakin kompleks dan harus dipilih bentuk desain yang tepat.
Desain organisasi terlalu rumit untuk diuraikan secara verbal sehingga perlu sebuah bagan untuk menggambarkannya. Bagan ini memperlihatkan susunan fungsi-fungsi, departemen-departemen atau posisi-posisi organisasi dan menunjukkan bagaimana hubungan di antaranya. Satuan-satuan organisasi yang terpisah biasanya digambarkan dalam kotak-kotak dan dihubungkan satu sama lain dengan garis yang menunjukkan rantai perintah dan jalur komunikasi formal.
Bagan organisasi menggambarkan lima aspek utama suatu disain organisasi yang secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut:

  1. Pembagian kerja. Setiap kotak menunjukkan individu atau satuan organisasi yang bertanggungjawab untuk kegiatan organisasi tertentu, dan tingkat spesialisasi yang digunakan.
  2. Rantai Perintah. Bagan organisasi menunjukkan hubungan wewenang-tanggung jawab yang menghubungkan atasan dan bawah dalam keseluruhan organisasi. Aliran ini dimulai dari jenjang organisasi yang tertinggi sampai yang paling bawah.
  3. Tipe Pekerjaan yang dilaksanakan. Label dan deskripsi dalam setiap kotak menunjukkan pekerjaan organisasional atau bidang tanggung jawab yang berbeda. Misalnya dalam disain kepengurusan IMM Cabang Jember kita lihat ada bidang Organisasi, bidang Kader, bidang Keilmuan, bidang Hikmah, dsb.
  4. Pengelompokkan segmen-segmen pekerjaan. Keseluruhan bagan menunjukkan atas dasar apa kegiatan-kegiatan organisasi dibagi dasar fungsional atau dasar devisional atau lainnya.
  5. Tingkat Manajemen. Suatu bagan organisasi menunjukkan keseluruhan hirarki manajemen organisasi.

Keuntungan dan kelemahan bagan organisasi sudah lama menjadi perdebatan di kalangan ahli organisasi. Salah satu keuntungan bagan organisasi adalah anggota mendapat gambaran bagaimana organisasi disusun. Pimpinan dan Staf digambarkan dengan jelas. Bila seseorang dibutuhkan untuk menangani suatu masalah khusus, bagan menunjukkan tempat dimana orang yang bersangkutan dapat ditemukan. Proses pembuatan bagan juga memungkinkan pimpinan mengetahui dengan tepat kelemahan-kelemahan organisasi, seperti sumber-sumber potensial terjadinya konflik atau bidang-bidang dimana duplikasi yang tidak diperlukan terjadi.
Kelemahan atau kekurangan utama bagan organisasi adalah masih banyak hal-hal yang tidak jelas atau tidak ditunjukkan. Bagan, sebagai contoh, tidak menunjukkan seberapa besar tingkat wewenang dan tanggung jawab setiap tingkatan manajerial. Bagan juga tidak menunjukkan hubungan-hubungan informal dan keseluruhan komunikasi, dimana organisasi tidak dapat berfungsi secara efisi­en tanpa hal itu. Kelemahan bagan ini biasanya diatasi dengan cara membuat deskripsi dan job spesifikasi.

Fungsi Fungsi Manajemen Organisasi
Meskipun manajemen banyak dikembangkan dan diterapkan dalam dunia usaha, dalam organisasi yang mengejar profit, manajemen sebenarnya dibutuhkan oleh semua tipe kegiatan dan dalam semua tipe organisasi. Manajemen sering didefinisikan sebagai cara bekerja dengan orang lain dan melalui orang lain untuk menentu­kan, menginterpretasikan, dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan melaksanakan fungsi-fungsi manajemen berorganisasi. Dalam pelaksanaannya manajemen juga membutuhkan sentuhan artistik (seni) terutama yang berkaitan dengan perencanaan, komunikasi dan fungsi-fungsi lain yang men­yangkut manusia. Atas dasar inilah manajemen selain disebut sebagai ilmu juga disebut sebagai seni. Berikut akan kita lihat beberapa fungsi manajemen yang sudah kita sebutkan tadi.
Setidaknya ada tiga hal yang merupakan prinsip pokok dalam manajemen, yakni planning, actuating, dan controlling. Akan tetapi ada beberapa sub tambahan untuk melengkapi pokok-pokok dalam manajemen organisasi yaitu planning, organizing, actuating, controlling, dan Evaluating. Prinsip-prinsip pokok ini harus dilakukan dengan melibatkan organ-organ dalam organisasi.
1. Planning
Perencanaan adalah pemilihan dan penetapan target dan sasaran organisasi serta menyusun langkah-langkah pencapaiannya dengan menentukan strategi, kebijaksanaan, proyek-proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran, dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai target dan sasaran tadi. Fungsi-fungsi manajemen lainnya sebenarnya merupakan pelaksanaan dari hasil perencanaan. Perencanaan adalah suatu proses yang tidak berakhir  bila rencana organisasi telah ditetapkan, tetapi terus berlanjut selama rencana dilaksanakan yang mungkin dalam pelaksanaan   membutuhkan beberapa modifikasi agar tetap berguna. Perencanaan kembali (perencanaan yang dilakukan ketika rencana sedang dilaksanakan sebagai upaya penyesuaian) kadang menjadi faktor kunci pencapaian sukses. Oleh karena itu perencanaan harus mempertimbangkan kebutuhan fleksibelitas, agar mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi baru secepat mungkin.
Planning/perencanaan adalah hal utama yang harus dilakukan dalam manajemen. Perencanaan yang baik adalah perencanaan yang “begin from the end”. Kita tetapkan tujuan bersama yang ingin dicapai. Tujuan adalah pelita yang menunjukkan jalan bahkan di kegelapan malam. Tetapkan visi dan misi organisasi. Yang penting adalah penetapan tujuan, visi, dan misi organisasi ini harus dilakukan bersama-sama. Minimal tidak dilakukan sendirian. Memang pada umumnya sebuah organisasi didirikan dengan seorang/beberapa tokoh kunci sebagai pemberi konsep. Tetapi konsep itu mutlak harus diketahui oleh tiap orang dalam organisasi agar terdapat kesamaan persepsi.
Konseptor tidak mungkin berjalan sendirian dalam perjalanan organisasi. Jangan ragu dalam menetapkan tujuan, visi, dan misi. Seorang yang bermimpi besar dan berusaha keras mewujudkannya namun tidak bisa lebih baik daripada orang yang bermimpi kecil dan bisa mewujudkannya. Walaupun tidak dicapai, dengan bermimpi besar maka langkah kita pun akan besar. Lagipula orang yang bermimpi besar dalam pencapaiannya melebihi orang yang bermimpi kecil.
Perencanaan memiliki banyak manfaat diantaranya membantu organisasi untuk menyesuaikan diri ketika terjadi perubahan lingkungan, membantu pengurus organisasi memahami keseluruhan operasi atau kegiatan organisasi, membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat, memudahkan dalam melakukan koordinasi diantara berbagai bagian dalam organisasi, membuat target lebih khusus, lebih terinci dan lebih mudah dipahami, meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti dan menghemat waktu, usaha, dan dana.
Ada empat tahap dalam menyusun perencanaan, yaitu :
  • Menetapkan target atau serangkaian target.
Perencanaan dimulai dengan keputusan-keputusan tentang  keinginan atau kebutuhan organisasi. Tanpa rumusan target yang jelas, organisasi akan menggunakan sumber daya, waktu secara tidak efektif dan tidak efisien.
  • Merumuskan keadaan saat ini.
Pemahaman akan posisi organisasi saat ini dari keseluruhan tujuan yang hendak kita capai sangat penting, karena tujuan dan rencana menyangkut waktu yang akan datang. Hanya setelah keadaan waktu saat ini dianalisa, rencana baru dapat kita rumuskan. Tahap ini membutuhkan informasi tentang kuantitas anggota, kualitasnya, sumber daya, dana yang dimiliki dll.
  • Mengindentifikasi segala kemudahan, hambatan dan ancaman yang mungkin akan kita hadapi di masa yang akan datang.
Segala kelemahan dan kekuatan organisasi perlu kita identifikasi untuk mengukur kemampuan organisasi dalam   mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor intern dan ekstern yang dapat membantu organisasi mencapai tujuan, atau yang mungkin menimbulkan masalah. Walaupun dilakukan, antisipasi keadaan, masalah dan kesempatan serta ancaman yang mungkin terjadi masa yang akan datang merupakan essensi dari proses perencanaan.
  • Mengembangkan rencana dan serangkaian kegiatan pencapaian tujuan.
Tahap akhir dari proses perencanaan meliputi pengembangan berbagai alternatif yang ada.
2. Organizing
Organizing sebenarnya merupakan salah satu tahapan dari planning (perencanaan) akan tetapi perlu kiranya organizing disendirikan menjadi sebuah tahapan dalam manajemen oraganisasi. Organizing disini dimaksudkan untuk mengatur sebuah penempatan person yang melaksanakan suatu konsep yang telah dibuat dalam planning sehingga job description-nya jelas dan tidak terjadi tumpang tindih tugas dalam sebuah oragnisasi atau sebuah kegiatan.
Setelah kita menetapkan misi dan tujuan organisasi, menyusun rencana, menentukan program pelaksanaannya, selanjutnlya kita perlu merancang dan mengembangkan organisasi sebagai instrumen pencapaian kesemuanya. Inilah yang disebut sebagai organizing, yaitu penentuan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi, perancangan kelompok kerja tertentu yang akan menjadi pelaksana program, penugasan tanggung jawab dan pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu untuk melaksanakan tugasnya.
Fungsi ini menciptakan struktur formal di mana pekerjaan ditetapkan, dibagi-bagikan, dikoordinasikan atau dengan kata lain fungsi ini bertugas menciptakan disain organisasi.
Penempatan orang yang tepat untuk sebuah jabatan yang tepat akan banyak membantu kelancaran jalannya kegiatan organisasi. Dalam organisasi profit (perusahaan) penyusunan personalia diawali dengan berbagai tes kemampuan yang rumit dan kadang berjenjang.
3. Actuating
Actuating/pelaksanaan adalah roh dari organisasi. Hanya omong kosong jika perencanaan tidak diikuti dengan aksi yang sesuai. Implementasi adalah sama pentingnya dengan perencanaan. Tanpa pelaksanaan yang baik rencana akan hancur berantakan tanpa sempat mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu adanya pendelegasian yang tepat untuk suatu tugas tertentu. Serahkanlah suatu hal pada ahlinya. Jika ditangani ahlinya tentu suatu persoalan akan selesai lebih cepat dan hasilnya pun baik.
Untuk menunjuk orang yang tepat di tempat yang tepat perlu adanaya komunikasai terus menerus antara anggota organisasi. Dengan adanya komunikasi dan silaturahmi, kompetensi seseorang seringkali akan dapat diketahui. Selain itu komunikasi sangat penting dilakukan antara planner dan actuator. Komunikasi penting untuk menyelaraskan antara keinginan perencana dengan pelaksana. Agar tidak terjadi kesalahpahaman yang dapat mengganggu jalannya organisasi Rencana bisa berubah di tengah jalan jika ternyata pada pelaksanaannya terdapat situasi yang mendesak.
Oleh karena itu pelaksanaan haruslah bersifat fleksibel tanpa keluar dari jalur tujuan yang hendak dicapai. Orang mengatakan ‘banyak jalan menuju ke Roma’. Begitupun dengan action (pelaksanaan), ia harus bisa menyesuaikan dengan situasi dan kondisi. Bukan mengalir dengan arus bukan pula melawan arus tetapi berusaha membelokkan arus perlahan-lahan ke arah yang kita kehendaki.
4. Controlling
Controlling adalah kunci dalam manajemen. Walaupun pendelegasian adalah hal yang mutlak dalam organisasi, tetapi pendelegasian bukanlah berarti menyerahkan segala urusan tanpa kendali. Seorang yang buta niscaya akan dapat berjalan dengan normal jika diberitahu jalan yang harus dilewatinya. Begitupun orang-orang dalam organisasi, seburuk-buruknya sistem manajemen jika ada kontrol dan umpan balik yang rutin dilakukan maka hasilnya masih dapat diterima. Haruslah ada sistem reward and punishment dalam manajemen organisasi.
Pelaksanaan controlling memerlukan sebuah pengarahan atau leading yang merupakan usaha pimpinan organisasi untuk membuat semua individu dalam organisasi untuk bergerak menjalankan tugas-tugasnya sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya masing-masing. Fungsi pengarahan melibatkan kualitas, gaya dan kekuasaan pemimpin serta kemampuan pemimpin untuk berkomunikasi, dan memberi motivasi. Pengarahan dalam manajemen sering digunakan istilah yang berbeda tetapi sebenarnya maksudnya sama, yaitu leading, actuating, directting, motivating dll. Yang jelas fungsi manajemen yang satu ini bersentuhan langsung dengan manusia.
Semua fungsi manajemen terdahulu tidak akan efektif tanpa fungsi pengawasan (Controlling). Penga­wasan adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin semua rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan.

Fungsi pengawasan pada dasarnya mencakup empat unsur, yaitu:
  1. Penetapan standar pelaksanaan.
  2. Penetapan ukuran-ukuran pelaksanaan.
  3. Pengukuran pelaksanaan nyata dan membandingkannya dengan standar yang telah ditetapkan.
  4. Pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan bila pelaksanaan menyimpang dari standar.

Orang yang berprestasi patut diberi penghargaan dan sebaliknya orang yang melakukan kesalahan sebaiknya diingatkan untuk tidak mengulangi kesalahannya. Ini penting sebab sistem ini akan memacu orang-orang dalam organisasi untuk mengeluarkan kemampuan terbaiknya karena merasa dihargai. Hargai prestasi sekecil apapun dan jangan biarkan kesalahan sekecil apapun. Segala sesuatu yang besar dimulai dari yang kecil. Kita harus tegas dalam hal ini. Ini semua dilakukan agar pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Tidak melenceng dari sasaran apalagi menetapkan sasaran seenaknya.
5. Evaluating
Hal yang tak kalah penting dari sebuah organisasi adalah evaluasi. Evaluasi dibutuhkan sebagai bahan renungan dan sebagai penilaian perjalanan sebuah organisasi sehingga organisasi ini bisa menghindari terjadinya kesalahan organisasi. Dengan adanya evaluasi dapat meminimalisir kesalahan dalam berorganisasi dan menjadikan kesalahan untuk tidak terulang pada masa mendatang. Tetapi ada hal yang penting namun seringkali terlewatkan oleh banyak manajer (pimpinan) organisasi. Yakni pentingnya menyentuh hati manusia dengan hati lagi.
Ya, cinta seringkali dilupakan dalam manajemen organisasi. Ada dua hal yang bisa membuat orang total dalam suatu hal, yakni adanya keuntungan dan cinta. Orang bilang cinta itu buta. Jika orang telah merasakan cinta dia akan melupakan kelelahan, kesusahan, penderitaan yang diperoleh dan akan mencurahkan segenap waktunya untuk hal yang dicintainya. Jangan ragu-ragu bagi semua elemen untuk melakukan pendekatan personal untuk orang-orang dalam organisasi seperti menjenguk jika ada yang sakit, menanyakan kabar, memberi hadiah, melontarkan pujian, dan sebagainya. Perhatikan kebutuhannya dan berempatilah terhadap kesusahannya. Hal-hal ini mungkin kedengarannya remeh tetapi sebenarnya ini solusi yang jitu bagi manajemen organisasi. Cinta akan menjadi perekat yang sangat kuat bagi keutuhan organisasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar