Minggu, 24 Maret 2013 12:59 WIB
Modif Kawasaki Ninja 150, 2001 (Cibinong)
Kawasaki Ninja 150, Seting Terbalik
Widodo, mekanik bengkel DMC Jatiwarna,
Bekasi, kolaborasi dengan Antoprayudi pemilik brand knalpot BKR di
Cibinong, Jawa Barat. Keduanya menganut paham terbalik. Harusnya meracik
dulu mesin disusul knalpot. Meraka malah bikin knalpot dulu disusul
korek mesin. Walah...
Mereka bikin knalpot Kawasaki Ninja 150 khusus. Dimulai dari menentukan leher knalpot yang jadi faktor cepat-lambatnya hasil pembakaran dilepas. Makanya, model leher dibikin lurus ke bawah dengan spek awal diameter 40 mm. Kemudian, mengerucut ke bawah hingga menjadi 65 mm dengan sudut lekukan leher dipantek 45 derajat.
Sekilas, model leher knalpot seperti 3V3 yang pernah ngetop di Yamaha RX-King. “Lalu, bagian perut knalpot punya peranan besar menghasilkan tenaga. Dimensi tabung dibikin lebih besar 20 mm dari perut knalpot branded. Tujuannya, agar mampu menampung gas buang dari putaran bawah sampai atas lebih kuat. Nggak ada tenaga terbuang,” aku Antoprayudi alias Bokir.
Efek dari ubahan pelepas buang mesti diimbangi dengan silencer. Apalagi perangkat paling ujung di knalpot yang biasanya bisa bongkar-pasang ini, jadi penentu bengisnya suara knalpot juga. Tak ayal silincer panjang 33 cm, bagian saringannya dibikin diameter 26 mm.
Head motor dua langkah ini enggak dibiarkan standar pabrik. Biar kompresinya naik, kubah diukur pakai buret tercatat 14,2 cc. “Kompresi masih cukup aman walaupun meminum bahan bakar beroktan di atas 100. Squish ikut digerus pisau bubut,” ucap Dodo yang merahasiakan soal perbandingan kompresinya.
Namun main di lintasan gopek meter, ada beberapa hal yang wajib diperhatikan. Seperti halnya karburator, membran dan pengapian. Hasilnya, pengabut gas Keihin PWL 26 direamer 28 mm. Kruk as diganti milik Kawasaki ZX 150 seiring CDI Denso 1454 diumpan aki kering 5 ampere bersama koil YZ125. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Blok: Gold 1855
Busi: NGK Platinum B9EVX
Monosok: YSS NSR 150
Ban Depan: Destone 50/90-17
Ban Belakang: Eat My Dust 60/80-17
Penulis : Yudi | Foto : Yudi
Minggu, 03 Maret 2013 18:31 WIB
Modif Kawasaki Ninja 150R, 2003 (Salatiga)
Kawasaki Ninja 150R, Langganan Tiga Besar 201 Meter!
Kawasaki Ninja 150R milik tim A4speed CRM
asal Salatiga, Jawa Tengah ini kerap menghuni posisi tiga besar kala
bertarung di event resmi drag bike 201 meter. Padahal, CDI yang dipakai
tetap bawaan motor. Bukan CDI bawaan dari Thailand yang kerap digunakan
para tunner buat bikin ngibrit si Ninja 2-tak ini.
Bahkan piston, membran dan gigi rasio transmisi juga standar, lho. Hal ini dikarenakan setingan memang difokuskan supaya enggak kedodoran ketika start. Maksudnya, bukan kedodoran layaknya celana kolor yang kendor dan biasa disebut kondor.
Tapi, biar laju Ninja ini lebih mudah dikontrol joki kala start. “Selain itu, cara ini enggak banyak mengeluarkan dana besar,” bilang Rizqi Amin Suqohar, Manajer tim A4speed CRM.
Sesuai kebutuhan, buat mengail tenaga bawah, lubang buang tidak banyak ubahan. “Cukup diporting halus karena masih pakai piston standar. Total tinggi lubang exhaust jadi 31 mm,” aku mekanik yang workshop-nya di daerah Botol Terbang, Blabak, Magelang, Jawa Tengah.
“Daun membran hanya didobel pakai membran asli lainnya. Tapi, cukup setengah. Jadi, geraknya tidak terlalu berat,” ungkap mekanik kepercayaan tim A4speed CRM itu.
Buat temani permainan engine bawah, bagian kepala silinder dipapas 0,8 mm. Lalu, kemiringan squish dibentuk sekitar 12,5 derajat. “Selain itu, lebar squish diubah jadi 6 mm. Ini biar enak digeber di putaran atas,” urai mekanik berkulit sawo matang ini. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban belakang: Eat My-Dust 50/90-17
Ban depan: Swallow 60/80-17
Pelek: TK
Cakram depan: TDR
Knalpot : DBS
AE Garage : 0815-9941260
Penulis : Candra | Foto : Candra
Senin, 28 Januari 2013 20:10 WIB
Modif Kawasaki Ninja 150R, 2012 (Jakarta)
Kawasaki Ninja 150R, Paket Hemat Kebut Harian
Banyak jalan bikin performa motor tambah
dahsyat. Ada yang gila-gilaan ganti komponen racing, ada pula yang biasa
tapi tetap berefek pada tenaga motor tersebut. Seperti dilakukan Didi
Nurhadi mekanik D2M, pada Kawasaki Ninja 150R milik Koh Dai yang tinggal
di Senen, Jakarta Barat.
“Koh Dai cuma minta Ninja 150R bisa ngebut harian. Rencana kalau sudah jadi mau dikirim ke saudaranya di luar kota. Tahu sendiri di kampung kan jarak antar kotanya lumayan jauh. Makanya motor mesti sip,” ucap Didi yang buka bengkel di Jl. Kapin No. 1, Kp. Baru, RT 08/08, Kalimalang, Pd. Kelapa, Jakarta Timur.
Karena maunya simpel, tanpa pikir panjang Didi tawarkan Koh Dai paket blok, seher, bandul kruk-as, karbu dan knalpot yang speknya lebih sip dari standar. Contohnya blok PDK gold 1855 dengan kode A, lalu dipadu seher standar tipe A dengan diameter 59 mm.
Tapi, biar sekarang spek blok mesin sudah oke, Didi mengaku belum puas dengan hasil yang ada. Makanya lubang-lubang aliran gas bakar pada blok silinder kembali diatur ulang posisinya. Salah satunya memangkas dinding liner bagian belakang yang menghadap ke membran.
Sementara buat kejar putaran atas biar nggak nahan, lubang exhaust dipapas dari tinggi 32 mm jadi 31 mm diukur dari bibir atas lubang ex ke bibir atas lubang liner.
Adapun trik buat mendapatkan tenaga putaran bawah, Didi bilang kalau kruk-as asli diganti punya Ninja ZX Thailand (Ninja 150RR tahun 2006). Ubahan itu disesuaikan dengan teknik geser pulser biar timing pengapian maju plus-minus 5 derajat dari posisi awal.
Dengan racikan mesin seperti itu, Didi bilang kalau bensin Pertamax disemprotkan karbu Keihin PJ34 dengan setingan spuyer 42/140. Lalu gas bakar bukan cuma diatur debitnya, tapi juga ditahan membran asli yang terpasang di intake standar. Sisa bakarnya lantas di lepas knalpot CMS. Mantab. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Setang seher: Standar
Head: PDK Standar
CDI: Ninja Thailand Kode 1454
Gigi rasio: 1 (11/25), 2 (18/28), 3 (25 skunder), 6 (primer 21)
Head: PDK Standar
CDI: Ninja Thailand Kode 1454
Gigi rasio: 1 (11/25), 2 (18/28), 3 (25 skunder), 6 (primer 21)
Penulis : KR15 | Foto : Boyo
Senin, 14 Januari 2013 20:26 WIB
Modif Kawasaki Ninja 150R, 2007 (Majalengka)
Kawasaki Ninja 150R, Bukti Eksistensi
Salah tahu tim yang eksis dan sering menang di kelas ini yaitu tim BRC MG2 yang dipawangi Gina Gunawan. Mengandalkan Kawasaki Ninja 150R lansiran 2007, pacuannya terjun di kelas Sport 2-Tak s/d 150 Open. Posisi tiga besar kerap diraih dengan mudah, seperti juara 1 di LA Light seri Kuningan, Jabar.
“Dari dulu memang eksis di balap sport. Kesannya lebih gentle bila ikut di kelas ini. Apalagi jika sudah dengar raungan suara knalpotnya yang melengking. Terasa gahar,” ujar Gina yang buka bengkel di Jl. Raya Cicadas No. 36, Jatiwangi, Majalengka, Jabar.
Agar tetap di posisi 3 besar, Gina tetap mengacu ubahan mesin yang diusung bermain aman sesuai regulasi kelas sport. Meskipun terlihat sederhana, namun ketangguhan engine putaran atas dan bawah sangat jelas terasa powernya.
Gina lantas coba berbagi resep dengan membeberkan sedikit rahasia ketangguhan dari mesin Ninja tersebut. “Pertama mulai mesin, piston tetap mengandalkan aslinya,” aku pria berbadan kurus, tinggi dan langsing.
Lebar squish sekitar 6 mm dengan derajat squishnya 14 derajat. Katup buluh masih menggunakan aslinya, tapi sedikit dimodifikasi menyesuaikan ubahannya saja. Sedang pengapian menggunakan Ninja model lawas yang menerapkan arus AC.
Pada saluran bahan bakarnya, juga ikut dibenahi. Karburator standar Ninja yang Keihin PE 26 itu direamer jadi 30 mm. Ditopang penerapan pilot-jet 60 serta main-jet 140, bahan bakar Pertamax Plus yang digunakan dicampur oli samping Castrol Racing 747.
Hasilnya dirasakan Ahmad Black yang dipercaya menunggangi kuda besi andalan tim BRC MG2 tersebut. Torehan prestasi menyabet beberapa gelar serta beragam piala yang diraih. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban depan: Battlax 90/80-17
Ban belakang: Battlax 100/90-17
Pelek depan: DID 1,40 x 17
Pelek belakang: DID 1,85 x 17
Sok depan: Uubah lubang suling
Penulis : Obhet | Foto : Obhet
Minggu, 06 Januari 2013 12:21 WIB
Modif Kawasaki Ninja 150, 2005 (Solo)
Kawasaki Ninja 150, Motor Bengis Modal Jadi Juara Bertahan
Bicara skill, Denny Orlando memang nggak ada
duanya. Bahkan pembalap motocross kenamaan di tanah air, juga lihai
beraksi di gelaran garuk tanah nasional dengan konsep berbeda. Dan
buktinya, cah Solo ini 3 tahun (2010, 2011 & 2012) berturut-turut
Juara Umum kelas Campuran Open ajang Trial Game yang pentas di seputaran
Jawa Tengah.
Menggunakan Kawasaki Ninja 150 lansiran 2005, Denny bukan cuma mampu menghadapi para pesaing, tapi semua handicap yang dikemas sangat menantang, tentu buat semua peserta yang ikut dan punya kemampuan yang juga sama. Mulai dari trek kering, berlumpur, berm yang tajam hingga table top, sukses dia lampaui tanpa kendala. Alhasil, juara pertama pun mudah diraih crosser sekelas Irwan Ardiansyah itu.
“Sebetulnya sih sudah 5 tahun saya juara umum di kelas ini. Cuma 2 tahun awal ikut kejuraan ini, saya masih pakai Suzuki TS125 modifikasi, sebelum akhirnya ganti pakai Kawasaki Ninja 150,” ucap Denny yang saat itu disambangi awak Em-Plus ke rumahnya di Jl. Rajawali II, Ruko Gentan No. B4-B5, Solo, Jawa Tengah.
Lanjut pemilik sekolah Orlando Racing Factory (OCF) di Solo, katanya sejak beralih ke Kawak Ninja 150 catatan waktunya pun semakin cepat. Sebab semua handcap di trek lebih mudah diantisipasi. Hal itu didasari ubahan motor yang lebih baik daripada tunggangan terdahulunya. Apalagi kelebihan motor pegagannya sekarang ini punya bobot bodi sangat ringan, juga di dukung ubahan mesin yang karakter power di rpm bawah dan atas terbilang bengis.
Biar enak handlingnya, motor berbobot ringan dan mesin yang
bengis itu mesti didukung kaki-kaki mumpuni. Oleh sebab itu, rintangan
terberat diredam sok depan Kawasaki KXF250 berikut lengan ayun dan
monosoknya. Namun buat penyesuaian, as segitiga asli KXF250 dicustom
ulang agar tinggi setang pas dipegang.
Sasis asli bagian tengah ke belakan, turut di rombak buat dudukan monosok atas juga posisi as arm biar lengan ayun lebih stabil. Lalu semua ubahan dibalut cover bodi tunggangan sejenis.
Lalu saat ditanya soal kiatnya menjuarai kelas bergengsi di ajang Trial Game, Denny berujar santai namun penuh makna. “Kuncinya cuma sabar dan penuh konsentrasi. Apalagi motor sudah sangat bagus dan selama 3 tahun motor belum tertandingi,” jelas Denny yang tahun depan masih siap bertarung di ajang ini.
Oke deh, bro. Sampai ketemu tahun depan. (motorplus-online.com)
Menggunakan Kawasaki Ninja 150 lansiran 2005, Denny bukan cuma mampu menghadapi para pesaing, tapi semua handicap yang dikemas sangat menantang, tentu buat semua peserta yang ikut dan punya kemampuan yang juga sama. Mulai dari trek kering, berlumpur, berm yang tajam hingga table top, sukses dia lampaui tanpa kendala. Alhasil, juara pertama pun mudah diraih crosser sekelas Irwan Ardiansyah itu.
“Sebetulnya sih sudah 5 tahun saya juara umum di kelas ini. Cuma 2 tahun awal ikut kejuraan ini, saya masih pakai Suzuki TS125 modifikasi, sebelum akhirnya ganti pakai Kawasaki Ninja 150,” ucap Denny yang saat itu disambangi awak Em-Plus ke rumahnya di Jl. Rajawali II, Ruko Gentan No. B4-B5, Solo, Jawa Tengah.
Lanjut pemilik sekolah Orlando Racing Factory (OCF) di Solo, katanya sejak beralih ke Kawak Ninja 150 catatan waktunya pun semakin cepat. Sebab semua handcap di trek lebih mudah diantisipasi. Hal itu didasari ubahan motor yang lebih baik daripada tunggangan terdahulunya. Apalagi kelebihan motor pegagannya sekarang ini punya bobot bodi sangat ringan, juga di dukung ubahan mesin yang karakter power di rpm bawah dan atas terbilang bengis.
Sasis asli bagian tengah ke belakan, turut di rombak buat dudukan monosok atas juga posisi as arm biar lengan ayun lebih stabil. Lalu semua ubahan dibalut cover bodi tunggangan sejenis.
Lalu saat ditanya soal kiatnya menjuarai kelas bergengsi di ajang Trial Game, Denny berujar santai namun penuh makna. “Kuncinya cuma sabar dan penuh konsentrasi. Apalagi motor sudah sangat bagus dan selama 3 tahun motor belum tertandingi,” jelas Denny yang tahun depan masih siap bertarung di ajang ini.
Oke deh, bro. Sampai ketemu tahun depan. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Knalpot : Custom
Karburator : Sudco 34
CDI : Fortex KTM 65cc
Magnet : YZ 125
Telp : 081-2298-1583
Penulis : Riyan | Foto : Riyan
Rabu, 26 September 2012 14:34 WIB
Modif Kawasaki Ninja 150RR (Sumedang)
Kawasaki Ninja 150RR, Meraih Podium 1 dan 2
Yang namanya balapan grasstrack pastinya
enggak boleh pakai motor Special Engine (SE), jadi harus mengandalkan
motor produksi massal yang sudah ada di Indonesia. Seperti Kawasaki
Ninja 150RR kepunyaan tim Petro Power Hardside asal Sumedang, agar bisa
balap di gelaran grasstrack, tim ini tempuh modifikasi Ninja mengacu
pada motor SE KTM 85 SX.
“Tentunya membangun motor dibengkel sendiri, di Petro Power Racing Indonesia di Jl. Raya Situraja No. 246, Kec. Situraja, Kab. Sumedang,” jelas Dodi Hendiana, selaku manager tim ini.
Uniknya sasis enggak ngandalin bawaan motor yang sudah dilengkapi deltabox dan terlihat kokoh. Juga enggak pakai sasis ex SE yang banyak dijual, melainkan frame baru 100% buatan bengkel tim yang pemiliknya bernama Yudi Haryono.
“Frame baru ini terbuat dari pipa hollow berbentuk kotak. Untuk deltabox menggunakan pipa setinggi 5 cm dan tebal 2 cm,” kata Dedi Heryana, sang mekanik yang terkenal dengan nama Faser Petro.
Sasis double tube di bagian depan menggunakan pipa seamless diameter 1,5 inci. Tentu pengelasan menggunakan las accyteline alias las karbit. Backbone masih mencontoh kepunyaan KTM 85, dari pipa hollow kotak 1,5 mm. Pemasangan hanya dibaut.
Pemasukan gas bakar menggunakan karburator PJ 34, didampingi main-jet 150 dan pilot-jet 45. Lubang ex ikut diporting sekitar 1 mm, sedangkan kulit jeruk yang terdapat di dinding lubang in hanya di-haluskan saja.
Kompresi engine yang tadinya hanya 8:1, dipadatkan lagi. Jalan ini ditempuh lewat papas head sekitar 1 mm. Dan lubang yang terdapat dibandul kruk as diberi tambalan berbahan teflon agar kompresi primer jadi padat. Untuk mengimbangi kompresi yang sudah padat, katup buluh standar diganti pakai V-Force model VF3.
Namun, ternyata powernya terlalu galak, akhirnya rasio kopresi kembali diturunkan lewat double paking blok. Temperatur engine dikompres 2 radiator KTM 85 SX.
“Motor sudah enak, tapi enggak berani gas pol karena badan sedang kurang fit euy,” curhat Rizki Fazrin, pembalap dengan nomer start 137 yang berhasil finish diurutan pertama kelas FFA Pemula Sumedang. Juga juara dua kelas Pemula Jabar, di gelaran Taufiq Gunawansyah Open Grasstrack dua minggu lalu di Sumedang. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Sok depan : KTM 85 SX
Pelek : Exel Takasago
Ban depan : Swallow 70-100/19
Ban belakang : Swallow 90-100/16
Setang : AHRS
Penulis : Panji | Foto : Panji
Kamis, 27 September 2012 17:58 WIB
Modif Kawasaki Ninja 150R, 2004 (Jakarta)
Kawasaki Ninja 150R, Siap Balap Lagi
Lukman Hakim alias Suenk suka dengan
atmosfer balap di lintasan lurus. Namun hobi yang sudah digelutinya
beberapa tahun silam itu terhenti sejak dirinya bekerja di bidang event
organizer. Alhasil Kawasaki Ninja 150R lansiran 2004 miliknya hanya
menjadi pajangan di rumahnya di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur.
Tapi, sekitar sebulan yang lalu, niatan buat membesut Ninja miliknya itu muncul kembali. Spontan saja motor kembali dibenahi demi menaikkan performa mesin agar siap turun balap. “Enggak ada ubahan ekstrim pada sektor mesin,” kata Suenk yang bercita-cita punya tim balap ini.
Singkat cerita, motor dibawa ke bengkel Eza Speed di Kemayoran, Jakarta Pusat. Dan, ubahan sederhana buat kail performa engine dimulai. Langkah awal yang dilakukan cukup mengganti piston bawaan dengan piston racing yang aplikasi satu ring seher. Yaitu, pakai merek Daytona. Diameter yang dipakai 62 mm. Itu artinya oversize 300.
"Yang penting pengapian, membran dan juga knalpot tetap standar. Kalau piston boleh besar sedikit,” jelas Suenk. Dengan hanya satu ring yang bergesekan dengan liner, friksi yang tercipta jadi lebih minim. Itu yang diharapkan Suenk. Minim friksi, kinerja naik-turun piston jadi lebih ringan.
Biar power bawah ikut terdongkrak, kepala silinder ikut dipapas. Tapi, tidak banyak. Cukup 0,3 mm saja. Bentuk kubah dan squish juga tidak diubah. So, murni papasan aja.
Lincahnya kinerja mesin belum lengkap jika tidak ditopang bobot ringan. Itu kata Suenk. Makanya, doi berani buat pangkas berat keseluruhan pacuan. Diawali lewat pangkas sasis. “Sasis ada yang dilubangi. Tapi, bagian yang dilubangi ini bukan bagian yang menurut kita vital,” jelas Suenk.
Permainan pangkas-memangkas juga dilakukan lewat penggantian part. Misalnya di sok depan. Peradam kejut Ninja fungsinya diganti oleh sok milik Suzuki satria FU150. Dimensinya yang kecil, bikin bobot makin ringan.
Malah pemangkasan bobot juga berlanjut ke teromol depan. Teromol Ninja yang justru banyak dipakai buat percantik roda depan malah diganti fungsinya pakai milik Yamaha Mio. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban depan : FDR 50/80-17
Ban belakang : Eat My Dust 80/90-17
Velg depan : TK 1.20 X 17
Velg bekalang : Baros 1.85 X 17
Gas spontan : Yoshimura
Penulis : Tigor | Foto : Tigor
Selasa, 31 Juli 2012 12:04 WIB
Kawasaki Ninja 150 2007 (Bandung)
Kawasaki Ninja 150, 201 Meter Tembus 6,971 Detik!
Eko Chodox yang memacu Kawasaki Ninja 150
ini berhasil mencetak catatan waktu terkencang. Yup, di ajang Pertamina
Enduro KYT Day Battle Dragbike 201m 2012 di Parkir Timur Senayan,
Jakarta Pusat, beberapa minggu lalu. Turun di kelas Free For All (FFA),
pembalap drag bike asal Semarang, Jawa Tengah ini berhasil meraih waktu
6,971 detik buat jarak tempuh 201 meter.
Buat bermain di kelas FFA ini, Ninja yang terlihat sangar lewat kelir Hitam itu dibekali piston 66 mm. Piston aftermarket ini memiliki pin piston 17 mm. ”Mereknya KDX. Memang untuk Ninja 150,” sebut Muhamad Yusron Supriyanto selaku tuner tim Kickstart Baitech yang jadi tempat Chodox bernaung.
Dengan diameter piston yang besar, penyempurnaan lubang transfer juga ikut dimainkan. Apalagi, buat Ninja yang turun di kelas bebas alias FFA ini, Yusron juga mengandalkan karburator gambot. Yaitu, Keihin PWK Sudco 38 mm. Pilot-jet diseting di angka 60. Sedang main-jet 175.
Maka itu, lubang transfer ikut diperbesar. dibuat melbar 42,5 mm. Begitunya udara dan bahan bakar bisa lebih leluasa buat masuk ke ruang kruk as (langkah isap) buat nanti proses pembakaran. Begitu juga lubang bilas. Modelnya dibuat rata.
Tetapi proses tenaga yang dihasilkan, belum tentu sempurna jika tak diikuti pembesaran lubang exhaust. ”lubang ini saya buat modelnya trapesium. Ukurannya 74 persen dari diameter piston,” sebut tunner 32 tahun asal Magelang, Jawa Tengah itu.
Tapi jika dihitung dari lubang teratas exhaust hingga bibir atas silinder, sekitar 29,5 mm. Seperti kebanyakan tunner engine 2-tak, menurut Yusron bentuk trapesium paling tepat buat lubang exhaust. Mungkin karena setelah proses kompresi, gas buang jadi lebih mudah keluar.
Maklum, beberapa derajat setelah piston bergerak ke arah Titik Mati Bawah (TMB), lubang ini baru terbuka oleh piston. Jadi, ingin cepat-cepat keluar kali. Apalagi rasio kompresi bermain di 6,8 : 1.
Sebagai otak pengapian, Yusron mengandalkan CDI milik Kawasaki Ninja 150 RR tipe 1454 yang ditemani busi NGK tipe B9EVX. Oh ya, buat kejar power di putaran bawah, Yusron tetap andalkan magnet standar yang bobot awalnya 1,4 kg dibubut jadi 900 gram. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban depan : Eat My Dust 50/90-17
Ban belakang: Eat My Dust 60/70-17
Teromol belakang: Yamaha Jupiter
Knalpot : KDX Exhaust Concept
Busi : NGK B9FVX
Penulis : Eka | Foto : GT
Tags :
Eko Chodox,
Modif Kawasaki Ninja 150 Drag Bike,
Kickstart Baitech,
Pertamina Enduro KYT Day Battle D,
Rabu, 20 Juni 2012 19:05 WIB
Modif Kawasaki Ninja 150, 2007 (Jogja)
Kawasaki Ninja 150, Setingan Korek Harian
Kuda pacu
2-tak masih jadi andalan di drag bike. Apalagi Kawasaki Ninja 150 yang
populasinya masih bejibun. Seperti Kawak Ninja milik tim Criempie Racing
Jogja ini. Kerap jadi jawara meski pengapian hanya mengandalkan CDI
motor lawas Suzuki RC 100.
Turun di kelas 155 cc rangka standar memang harus piawai meracik dapur pacu. Pasalnya di kelas ini banyak peminatnya lantaran termasuk kelas primadona dan motor juga bisa di pakai harian.
“Modalnya enggak sebanyak balap matik. Bikin banyak peminatnya,” ujar Tris Wahyudi, mekanik yang dikenal sebagai maestro knalpot produk lokal Jogja, Creampie.
Lantaran kapasitas mesin di batasi hanya sampai 155 cc Tris Wahyudi coba main aman, mengandalkan piston standar biar mesin awet. “Aku hanya ganti kruk as, pakai milik Ninja 150 RR agar kompresi primernya lebih padat,” lanjut mekanik bertubuh langsing ini.
Sesuai kebutuhan, buat mengail tenaga bawah, lubang buang tidak banyak dikerok. Hanya kena papas mata tunner 1 mm saja. “Cukup diporting halus karena masih pakai piston standar. Total lebar exhaust jadi 40 mm,” bilang mekanik yang workshopnya terletak di Jl. Wonosari Km 10, Dusun Tegal Sari, Jogjakarta.
Buat lubang transfer juga ikutan kena gerus. Solusi agar bahan bakar lebih tokcer masuk ke ruang bakar. “Hanya diambil 1 mm saja mengikuti ukuran exhaust,” lanjut pria yang kerap turun di ajang balap drag bike seputaran Jawa Tengah ini.
Sedangkan membran, Tris tetap mengacu regulasi yang
mengharuskan rumah membran tidak boleh ada ubahan alias standar dar…!
Membaran yang dipakai juga harus standar.
Kelar pada silinder, fokus kepala silinder untuk menaikkan kompresi. Biar terdongkrak, head dipapas 1,3 mm dengan kemiringan squish dibentuk sekitar 15 derajat.
Lantaran regulasi dibatasi hanya boleh pakai karburator standar, Tris hanya bermain spuyer. Main-jet pakai 160 sedangkan pilot jet dipasang 55. “Sengaja dibikin kering karena lokasi drag pinggir pantai, meskipun cuaca panas tetapi suhunya dingin,” lanjut Tris lagi.
Pengapian dipilih CDI yang non limiter. “Pakai CDI Suzuki RC, selain harga murah, umumnya CDI motor tua ini masih buatan asli Jepang yang lebih awet,” bilang mekanik yang masih mengandalkan koil standar bawaan motor. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban belakang: Eat My-Dust 60/80-17
Ban depan: Swallow 50/90-17
Pelek: Excel Racing
Cakram depan: Suzuki Shogun
Handel rem: Variasi
Turun di kelas 155 cc rangka standar memang harus piawai meracik dapur pacu. Pasalnya di kelas ini banyak peminatnya lantaran termasuk kelas primadona dan motor juga bisa di pakai harian.
“Modalnya enggak sebanyak balap matik. Bikin banyak peminatnya,” ujar Tris Wahyudi, mekanik yang dikenal sebagai maestro knalpot produk lokal Jogja, Creampie.
Lantaran kapasitas mesin di batasi hanya sampai 155 cc Tris Wahyudi coba main aman, mengandalkan piston standar biar mesin awet. “Aku hanya ganti kruk as, pakai milik Ninja 150 RR agar kompresi primernya lebih padat,” lanjut mekanik bertubuh langsing ini.
Sesuai kebutuhan, buat mengail tenaga bawah, lubang buang tidak banyak dikerok. Hanya kena papas mata tunner 1 mm saja. “Cukup diporting halus karena masih pakai piston standar. Total lebar exhaust jadi 40 mm,” bilang mekanik yang workshopnya terletak di Jl. Wonosari Km 10, Dusun Tegal Sari, Jogjakarta.
Buat lubang transfer juga ikutan kena gerus. Solusi agar bahan bakar lebih tokcer masuk ke ruang bakar. “Hanya diambil 1 mm saja mengikuti ukuran exhaust,” lanjut pria yang kerap turun di ajang balap drag bike seputaran Jawa Tengah ini.
Kelar pada silinder, fokus kepala silinder untuk menaikkan kompresi. Biar terdongkrak, head dipapas 1,3 mm dengan kemiringan squish dibentuk sekitar 15 derajat.
Lantaran regulasi dibatasi hanya boleh pakai karburator standar, Tris hanya bermain spuyer. Main-jet pakai 160 sedangkan pilot jet dipasang 55. “Sengaja dibikin kering karena lokasi drag pinggir pantai, meskipun cuaca panas tetapi suhunya dingin,” lanjut Tris lagi.
Pengapian dipilih CDI yang non limiter. “Pakai CDI Suzuki RC, selain harga murah, umumnya CDI motor tua ini masih buatan asli Jepang yang lebih awet,” bilang mekanik yang masih mengandalkan koil standar bawaan motor. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban belakang: Eat My-Dust 60/80-17
Ban depan: Swallow 50/90-17
Pelek: Excel Racing
Cakram depan: Suzuki Shogun
Handel rem: Variasi
Penulis : Belo | Foto : Belo
Mystino - Best online casino in Japan
BalasHapusMystino is a brand new online gaming platform that specializes in offering a safe and easy gaming experience, ミスティーノ while fun88 soikeotot offering a wide range of different game options.